Nomor: 153/sipers/A6/III/2023
Mendikbudristek: Pegawai Kemendikbudristek Harus Paham tentang 4 Dimensi Literasi Digital
Jakarta, 27 Maret 2023 — Sekitar 24.000 pegawai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengikuti Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan platform Wiyata Kinarya Merdeka Belajar (WKMB) Kemendikbudristek. Pembukaan webinar berlangsung secara hibrida pada Senin, 27 Maret 2023, sementara pelaksanaan webinar akan berlangsung selama empat hari, yaitu pada 27 s.d. 30 Maret 2023. Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, melalui pelatihan literasi digital ini para pegawai Kemendikbudistek diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang empat dimensi literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Skills, Digital Ethics, dan Digital Safety.
“Hal ini mengingat bahwa pemahaman akan empat dimensi tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan kecakapan global, yakni character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi),” ujar Mendikbudristek dalam sambutaannya secara daring saat pembukaan Webinar Literasi Digital di Lingkungan Kemendikbudristek, Senin (27-3-2023).
Ia menuturkan, melalui penyelenggaraan pelatihan literasi digital yang digerakkan secara masif dan berkelanjutan dalam platform Wiyata Kinarya Merdeka Belajar, diharapkan seluruh pegawai Kemendikbudristek mampu mendayagunakan teknologi digital seperti cloud computing, analitik data, kecerdasan buatan, internet of things (IoT), dan teknologi digital lainnya untuk membangun budaya inovasi, melipatgandakan kinerja, dan memberikan nilai tambah dalam pelayanan kepada masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, saat ini Indonesia tengah memasuki era transformasi digital yang perlu didorong oleh talenta digital andal dan mumpuni. Menurutnya, perpaduan antara technical dan soft skill akan melahirkan kecakapan digital yang paling dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. “Perpaduan tersebut meliputi technical skills yang dikenal dengan The ABC, yaitu Artificial Intelligence, Big Data, dan Cloud Computing. Didukung oleh soft skills yang meliputi 4C, yakni Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication,” tuturnya.
Johnny menambahkan, peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal mengingat Indonesia memiliki potensi SDM yang besar. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2022, lebih dari 210 juta penduduk Indonesia atau 77,02 persen dari seluruh populasi telah menjadi pengguna internet. Karena itulah penyiapan SDM bidang digital yang andal, produktif, dan berdaya saing menjadi kunci utama bagi terlaksananya transformasi digital nasional. “Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, dan makin maju,” ujarnya.
Pentingnya pemahaman mengenai literasi digital juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutannya melalui video yang ditayangkan sebelum webinar dimulai. Presiden Jokowi mengatakan, tantangan di dunia digital semakin besar, salah satunya konten negatif yang terus bermunculan dan meningkatnya kejahatan di ruang digital. “Kita harus tingkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten-konten yang kreatif, yang mendidik, yang menyejukkan, dan yang menyerukan perdamaian,” tegasnya.
Presiden Jokowi menambahkan, literasi digital merupakan sebuah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, sehingga perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek literasi digital. Ia juga mengapresiasi 110 lembaga dan komunitas yang terlibat dalam program literasi digital di seluruh Indonesia. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar dan bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja konret di masyarakat agar masyarakat semakin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” katanya.
Terkait pelatihan literasi digital di lingkungan Kemendikbudristek, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, mengatakan Webinar Literasi Digital yang berlangsung pada 27 s.d. 30 Maret 2023 ini akan dibagi menjadi delapan batch atau kelompok. Artinya, dalam satu hari akan ada dua batch webinar. Para narasumber merupakan praktisi dan ahli di bidang literasi digital. Mereka akan menyampaikan empat materi, yaitu tentang Etika Digital, Budaya Digital, Keamanan Digital, dan Kecakapan Literasi Digital. “Harapannya, pegawai dapat bertindak lebih bijak di dunia maya dan memanfaatkan dunia digital untuk berkinerja lebih baik lagi dalam memberikan layanan untuk masyarakat,” kata Suharti.
Suharti menuturkan, dunia digital kini telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, terutama sejak pandemi Covid-19. Karena itu ia berharap pegawai Kemendikbudristek setidaknya memiliki lima kompetensi atau kecakapan dalam literasi digital. Pertama, mampu berpikir kritis. Kedua, menggunakan teknologi internet dengan aman. Ketiga, memahami dan menghindari plagiarisme digital. Keempat, mampu menemukan informasi yang kredibel melalui perangkat digital. Kelima, mengelola identitas pribadi dan keamanan bersama, misalnya mencegah terjadinya kebocoran dan pencurian data, termasuk dokumen rahasia negara.
—–
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar