Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Menghadirkan Narasumber Kompeten dalam Sessi Daring

Sawangan Pusdiklat–Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II tahun 2020 telah resmi dibuka oleh Kepala LAN Adi Suryanto dengan didampingi oleh Sesjen Kemendikbud Ainun Na’im, Selasa 28 Juli 2020 secara daring. Hadir dalam kesempatan tersebut Mendikbud Nadiem Makarim secara daring yang memberikan arahan dan motivasi untuk para peserta PKN Tk. II.

Pada hari Rabu, 29 Juli 2020 para peserta mengikuti kelas daring dengan narasumber Catarina Girsang yang  merupakan Inspektur Jenderal Kemendikbud dan juga adalah Staf Ahli Mendikbud bidang regulasi. Dalam kesempatan tersebut Catarina Girsang memaparkan mengenai Integritas Kepemimpinan.

Catarina mengajak para peserta yang merupakan pejabat tingkat pratama dan pejabat administrator yang terpilih untuk memahami  Enam Strategi Kepemimpinan Antikorupsi yaitu gaya kepemimpinan, program publik, perbaikan organisasi pemerintah, penegakan hukum, kesadaran masyarakat dan pembentukan lembaga pencegah korupsi. Masih menurut Catarina “Sesungguhnya seperti sudah banyak didengungkan korupsi adalah extraordinary crime tapi masih banyak yang tidak takut untuk melakukannya. Korupsi dianggap tindakan yang biasa. Kita harus berubah, menjadi pejabat yang benar-benar menegakkan prinsip anti korupsi”, ujar Catarina.

Pada Kamis, 30 Juli 2020 para peserta diberi materi mengenai Isu Strategis Kebijakan Nasional yang dibawakan oleh Deputi Bappenas Amich Alhumami. Amich Alhumami lebih menekankan dalam paparannya mengenai  SDM Berkualitas dan Berdaya Saing. Salah satu yang dikemukakan adalah mengenai Pendidikan vokasi  yang saat ini harus melahirkan lulusan yang memiliki keahlian dan keterampilan yang bisa memenuhi pasar kerja dan industri. Sedangkan perguruan tinggi harus melahirkan sarjana yang berkualifikasi baik. Semua akan terkait produktivitas dan daya saing dan untuk mendapatkan produktivitas yang baik dan daya saing tinggi tidak bisa dicapai tanpa penguasaan IPTEK.

Dalam menghadapi daya saing yang semakin ketat maka tidak cukup sebuah negara hanya mengandalkan Comparative Advantage yaitu jumlah penduduk yang banyak dan sumber daya alam. “Menurut Bapak Habibie Comparative Advantage akan menjadi tidak relevan jika penduduknya memiliki pendidikan yang kurang dan akan disalip oleh negara yang tidak memiliki hal tersebut tapi memiliki Competitive Advantage yaitu daya saing terkait pendidikan tinggi dan penguasaan teknologi”, demikian ujar Amich. Sessi dari Deputi Bappenas ini diakhiri dengan sessi tanya jawab yang diisi oelh 3 pertanyaan dari peserta pelatihan.

Selanjutnya para peserta PKN Tk.II akan masih mendapatkan materi dari narasumber-narasumber yang kompeten untuk sessi berikutnya diantaranya Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan pada hari Senin 3 Agustus 2020. (SLM)