Depok, Kemendikbud — Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdiklat Kemendikbud) di Sawangan, Depok, Jawa Barat (6/2/2018). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menegaskan kembali pentingnya sumber daya manusia (SDM) dan pendidikan karakter bagi anak bangsa.
Presiden menegaskan, kekayaan sumber daya alam yang dimiliki suatu negara tidak menjamin kesejahteraan dan kesuksesan sebuah bangsa. “Pada intinya, yang memajukan sebuah negara adalah SDMnya. Ini berada pada tanggung jawab yang besar sekali di pundak Bapak/Ibu dan dan Saudara-Saudara yang hadir di sini,” katanya di hadapan para peserta RNPK 2018.
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) merupakan forum yang diselenggarakan sebagai komitmen pemerintah untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. RNPK 2018 dihadiri 1.050 peserta, antara lain terdiri dari kepala dinas pendidikan dan kepala dinas kebudayaan provinsi/kabupaten/kota, organisasi profesi guru, mitra kerja Kemendikbud, dan atase pendidikan dan kebudayaan (atdikbud). Dalam RNPK 2018 akan dibahas rencana kerja bidang pendidikan dan kebudayaan untuk tahun 2018.
Terkait sumber daya alam dan sumber daya manusia, Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang dikaruniai sumber daya alam yang kaya. Akan tetapi jangan sampai kekayaan tersebut justru memanjakan dan membutakan kita, atau membuat kita lemah sehingga tidak lagi membuat inovasi dan kreasi. SDM yang dimiliki suatu negara harus memiliki pengetahuan dan teknologi, serta kreativitas dan inovasi. Dengan begitu, negara tersebut akan mampu memenangkan persaingan atau kompetisi dengan negara lain.
“Di sinilah pentingnya posisi pendidikan,” tegas Presiden Jokowi.
Menurutnya, pendidikan membuat masyarakat sadar akan kepentingan bersama dan solidaritas sosial. Pendidikan
mengajarkan kejujuran, kebersamaan, kesantunan, nilai-nilai dan budi oekerti kepada anak-anak bangsa. Pendidikan juga harus mengajarkan daya juang dan membangun watak pembelajar.
“Itulah modal kita sebagai bangsa besar,” ujarnya.
Presiden juga menyoroti bahwa pendidikan karakter dan budi pekerti masih menjadi catatan besar dalam pendidikan di Indonesia. Salah satunya kasus meninggalnya seorang guru di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yakni Ahmad Budi Cahyono, yang diduga tewas karena dianiaya siswanya.
“Ini harus menjadi catatan besar kita. Ada apa ini? Kenapa ini terjadi?”, katanya. Presiden juga menyoroti aksi perundungan atau bullying antarpelajar serta tawuran antargeng sekolah yang masih terjadi di kalangan pelajar.
Presiden mengajak semua pihak untuk mendukung dan mendorong generasi bangsa mencetak prestasi. Ia menyebutkan empat nama anak bangsa yang berhasil meraih prestasi internasional, yakni Made Radikia Prasanta dan Bagus Putu Satria Suarima Putra, dari SMAN Bali Mandara, yang meraih penghargaan dari American Meteorological Society; M Naufal Gifary Effendi, siswa SMAN 1 Mataram, yang mendapat medali emas di ajang International Festival of Art and Culture di Jepang; dan Ahnaf Fauzy Zulkarnain, seorang pelajar SD Karangrejek II Desa Siraman, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang menciptakan alat perontok jagung.
“Saya ingin menegaskan bahwa anak-anak kita tidak boleh ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Presiden Jokowi. Menurutnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai generasi bangsa harus bisa memperkuat kearifan lokal dan akar budaya Indonesia. “Jangan sampai kehilangan itu. Jangan sampai anak-anak kita belajar lewat medsos danĀ internet untuk hal-hal yang bukan budaya kita,” tegasnya. (Desliana Maulipaksi)
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/02/presiden-jokowi-sorot-pendidikan-karakter-di-rembuk-nasional-pendidikan-dan-kebudayaan